Marahnya Ibu Aku Anggap Kasih Sayang, Pentingnya Mengetahui Akar Masalah di Hipnoterapi, Bahasa Cinta dan Kehadiran Utuh Orang Tua


Azan Isya baru belum lama usai, salatpun telah ditunaikan saat mobil berkelir hitam itu datang, seorang ibu dan anaknya masuk keruangan hipnoterapi saya.  

"Sebulan ini tidurnya 2 atau 3 hari sekali, gelisah gak jelas, ketakutan, emosi gak stabil, hal kecil jadi besar,"akunya si klien yang berumur 19 tahunan itu.

Penuh dengan harap, sang ibu menjelaskan apa yang terjadi, gambaran besarnya kecurigaan karena baru saja putus dengan pacar. 

Sebagai hipnoterapis kami selalu tak mudah percaya apapun yang klien katakan, semua harus divalidasi dan benar saja saat di hipnoterapi semua terkuak, pikiran bawah sadarnya (PBS) mengarahkan ke beberapa kejadian di masa lalu yang merupakan akar masalah dari prilaku dan emosi yang membawa dirinya ke ruang praktik hipnoterapi saya.

Semua tentang kehilangan, kedukaan, tak hadirnya sosok orang tua di masa kecil, terakumulasi lalu menjadi bom waktu, melahirkan kecemasan berlebih dengan psikosomatis

Kehadiran orang tua itu harus utuh, kebanyakan orang tua itu selalu dekat secara fisik namun secara pikiran, atensi berada diluar, sehingga komunikasi tidak tercipta baik, orang disini tapi fokusnya ketempat lain, ketidakhadiran ini sangat berpengaruh ke kesehatan mental anak.

Anak ini mencari perhatian dengan cara yang kurang elok saat SMP dan SMA si ibu sering dipanggil ke sekolah karena perilaku anaknya, seminggu bisa 2-4 kali pemanggilan di ruang bimbingan konseling sekolah.

"Saya senang kalau ibu marah, ada perasaan disayang kalau ibu marah, jadi sengaja bikin ulah supaya ibu dipanggil dan marah,"ungkap klien saya yang mahasiswa Hukum semester awal ini.

Dikasus ini juga kita belajar sekali lagi tentang pentingnya mengetahui bahasa cinta anggota keluarga kita. 

Klien saya bukanlah orang yang bahasa cintanya Hadiah, walaupun orang tua selalu suplay hal yang diinginkan, uang tak kekurangan, apapun yang diminta selalu dibelikan, tapi tidak ada kebahagiaan, karena memang bahasa cintanya mengarahkan kedua hal yakni sentuhan dan waktu berkualitas. 

Sesi pertama ke sesi kedua jeda tiga hari, disesi kedua dirinya menceritakan ada banyak perubahan, ada kebahagiaan, senang saat kumpul dengan kawan-kawannya dan perasaan itu lama sekali tidak dia rasakan, tidur sudah normal, berkaitan dengan putusnya pacar tak jadi persoalan, dia hanya minta kehadiran orang tua saat dirinya butuhkan, sebagai tempat curhat yang tak menghukumi, yang tak menyudutkan, benar-benar tempat nyaman mengungkapkan keluh kesah. 

Sekali lagi kita belajar, sepadat-padatnya pekerjaan, luangkanlah waktu untuk berbicara, jalan bersama walau hanya sekedar makan malam, beri apresiasi dengan pujian, sentuhan dan/atau hadiah saat dia melakukan hal-hal baik. 

Cuek pun bisa berefek tak baik ke anak, tak bersuaranya kita bisa dimaknai tak baik untuk diri anak, komunikasi adalah kunci sehatnya mental, psikis anak. 

Konsultasi via Wa : 081282691163
www.hipnoterapiklinis.com


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama